Ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain. Kegiatan itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing ke negara kita yang dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.
Keuntungan ekspor antara lain adalah :
1) Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik Indonesia yang mulai dikenal di dunia, jika permintaan batik di luar negeri meningkat maka produsen batik di indonesia akan semakin luas pemasaranya. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
2) Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. hal ini berhubungan dengan semakin luasnya pasar produk indonesia.kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
Produk ekspor Indonesia meliputi :
- Hasil Pertanian
Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat.
- Hasil Hutan
Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel.
- Hasil Perikanan
Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.
- Hasil Pertambangan
Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas.
- Hasil Industri
Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.
- Jasa
Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke malaysia dan negara-negara timur tengah.
Namun nilai ekspor Indonesia sepanjang 2014 sebesar US$ 176,29 miliar atau turun 3,43 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya. US$ 182,55 miliar. Ekspor non-migas terkoreksi 2,64 persen atau hanya membukukan nilai US$ 145,96 miliar, sedangkan ekspor migas turun 7,05 persen dengan perolehan US$ 30,33 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Desember 2014 sebesar US$ 14,62 miliar, meningkat 7,38 persen dibandingkan dengan pencapaian bulan sebelumnya. Kendati secara bulanan meningkat, tetapi dibandingkan dengan periode yang sama nilai tahun sebelumnya anjlok 13,83 persen.
"Bila dibandingkan dengan Desember 2013, nilai ekspor nonmigas Desember 2014 turun 9,55 persen, demikian juga dengan ekspor migas turun 30,89 persen," jelas Suryamin dalam jumpa pers BPS, Senin 92/2).
Secara persentase, BPS mencatat penurunan ekspor nonmigas terbesar pada tahun lalu terjadi pada komoditas karet dan barang dari karet, yakni negatif 24,42 persen. Ekspor karet dan barang dari karet pada 2014 membukukan nilai US$ US$7,1 miliar, turun signifikan dibandingkan dengan perolehan 2013 yang mencapai US$ 9,39 miliar.
Penurunan ekspor kedua terbesar adalah bahan bakar mineral, minus 15,02 persen, setelah hanya berhasil mencatatkan nilai ekspor US$ 21,05 miliar. Berikutnya adalah ekspor mesin atau peralatan listrik, dengan nilai ekspor US$ 9,74 miliar, mengalami kontraksi 6,64 persen dibandingkan nilai 2013.
Di sisi lain, BPS mencatat ekspor perhiasan dan permata dari Indonesia meningkat tajam pada 2014, yakni tumbuh 68,95 persen setelah mencatatkan nilai ekspor US$ 4,64 miliar. Disusul kemudian ekspor kendaraan dan bagiannya 14,15 persen (US$ 5,2 triliun), lemak dan minyak hewan/nabati 9,54 persen, dan berbagai produk kimia 9,22 persen.
Berdasarkan negara tujuan, meskipun ekspor Indonesia ke Tiongkok turun 22,6 persen, tetapi Negeri Tirai Bambu masih menjadi destinasi komoditas ekspor Indonesia yang terbesar, yakni sebesar US$ 16,45 miliar pada 2014.
Di tempat kedua adalah Amerika Serikat, dengan nilai ekspor mencapai US$ 15,85 miliar atau meningkat 5,14 persen. Disusul berikutnya Jepang US$ 14,56 miliar (-9,44 persen), India US$ 12,22 miliar ( -6,04 persen), dan Singapura US$ 10,06 miliar (-3,08 persen).
Secara umum, ekspor Indonesia ke 13 negara tujuan utama pada 2014 mencapai US$ 99,36 miliar atau turun 6,84 persen dari perolehan 2013 yang sebesar US$ 106,6 miliar.
Sebelumnya, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memasang target ekspor 2014 sebesar US$190 miliar, tetapi dikoreksi menjadi US$ 184,3 miliar pada Oktober 2014 karena mempertimbangkan tren penurunan harga komoditas dunia. Kendati demikian, realisasinya di akhir tahun masih jauh dari harapan setelah hanya mencatatkan nilai US$ 176,29 miliar.
Maka dari itu banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa Faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri
Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir. Maka eksportir terdorong untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain penyederhanaan prosedur ekspor, penghapusan berbagai biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor. Dan Untuk mengembangkan kegiatan ekspor, pemerintah Indonesia dapatmenerapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
Menambah macam barang ekspor
Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor
Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri
Menciptakan iklim usaha yang kondusif
Menjaga kestabilan kurs valuta asing
Pembuatan perjanjian perdagangan internasional
Peningkatan promosi dagang di luar negeri
Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
2) Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri
Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai negara dapat memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik. Keadaan ini akan mendorong para ekportir untuk meningkatkan ekspornya
3) Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar
Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan kepandaian tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran.
Sumber :
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150202124626-92-28957/ekspor-2014-turun-3-persen-target-pemerintah-tak-tercapai/
http://www.artikelsiana.com/2014/09/Kegiatan-Ekspor-Impor-Pengertian-Tujuan-Manfaatnya.html#_
http://www.agushalim.com/export-import/barang-barang-indonesia-yang-diekspor-ke-luar-negeri/
Keuntungan ekspor antara lain adalah :
1) Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik Indonesia yang mulai dikenal di dunia, jika permintaan batik di luar negeri meningkat maka produsen batik di indonesia akan semakin luas pemasaranya. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
2) Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. hal ini berhubungan dengan semakin luasnya pasar produk indonesia.kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
Produk ekspor Indonesia meliputi :
- Hasil Pertanian
Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat.
- Hasil Hutan
Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel.
- Hasil Perikanan
Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.
- Hasil Pertambangan
Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas.
- Hasil Industri
Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.
- Jasa
Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke malaysia dan negara-negara timur tengah.
Namun nilai ekspor Indonesia sepanjang 2014 sebesar US$ 176,29 miliar atau turun 3,43 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya. US$ 182,55 miliar. Ekspor non-migas terkoreksi 2,64 persen atau hanya membukukan nilai US$ 145,96 miliar, sedangkan ekspor migas turun 7,05 persen dengan perolehan US$ 30,33 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Desember 2014 sebesar US$ 14,62 miliar, meningkat 7,38 persen dibandingkan dengan pencapaian bulan sebelumnya. Kendati secara bulanan meningkat, tetapi dibandingkan dengan periode yang sama nilai tahun sebelumnya anjlok 13,83 persen.
"Bila dibandingkan dengan Desember 2013, nilai ekspor nonmigas Desember 2014 turun 9,55 persen, demikian juga dengan ekspor migas turun 30,89 persen," jelas Suryamin dalam jumpa pers BPS, Senin 92/2).
Secara persentase, BPS mencatat penurunan ekspor nonmigas terbesar pada tahun lalu terjadi pada komoditas karet dan barang dari karet, yakni negatif 24,42 persen. Ekspor karet dan barang dari karet pada 2014 membukukan nilai US$ US$7,1 miliar, turun signifikan dibandingkan dengan perolehan 2013 yang mencapai US$ 9,39 miliar.
Penurunan ekspor kedua terbesar adalah bahan bakar mineral, minus 15,02 persen, setelah hanya berhasil mencatatkan nilai ekspor US$ 21,05 miliar. Berikutnya adalah ekspor mesin atau peralatan listrik, dengan nilai ekspor US$ 9,74 miliar, mengalami kontraksi 6,64 persen dibandingkan nilai 2013.
Di sisi lain, BPS mencatat ekspor perhiasan dan permata dari Indonesia meningkat tajam pada 2014, yakni tumbuh 68,95 persen setelah mencatatkan nilai ekspor US$ 4,64 miliar. Disusul kemudian ekspor kendaraan dan bagiannya 14,15 persen (US$ 5,2 triliun), lemak dan minyak hewan/nabati 9,54 persen, dan berbagai produk kimia 9,22 persen.
Berdasarkan negara tujuan, meskipun ekspor Indonesia ke Tiongkok turun 22,6 persen, tetapi Negeri Tirai Bambu masih menjadi destinasi komoditas ekspor Indonesia yang terbesar, yakni sebesar US$ 16,45 miliar pada 2014.
Di tempat kedua adalah Amerika Serikat, dengan nilai ekspor mencapai US$ 15,85 miliar atau meningkat 5,14 persen. Disusul berikutnya Jepang US$ 14,56 miliar (-9,44 persen), India US$ 12,22 miliar ( -6,04 persen), dan Singapura US$ 10,06 miliar (-3,08 persen).
Secara umum, ekspor Indonesia ke 13 negara tujuan utama pada 2014 mencapai US$ 99,36 miliar atau turun 6,84 persen dari perolehan 2013 yang sebesar US$ 106,6 miliar.
Sebelumnya, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memasang target ekspor 2014 sebesar US$190 miliar, tetapi dikoreksi menjadi US$ 184,3 miliar pada Oktober 2014 karena mempertimbangkan tren penurunan harga komoditas dunia. Kendati demikian, realisasinya di akhir tahun masih jauh dari harapan setelah hanya mencatatkan nilai US$ 176,29 miliar.
Maka dari itu banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa Faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri
Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir. Maka eksportir terdorong untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain penyederhanaan prosedur ekspor, penghapusan berbagai biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor. Dan Untuk mengembangkan kegiatan ekspor, pemerintah Indonesia dapatmenerapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
Menambah macam barang ekspor
Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor
Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri
Menciptakan iklim usaha yang kondusif
Menjaga kestabilan kurs valuta asing
Pembuatan perjanjian perdagangan internasional
Peningkatan promosi dagang di luar negeri
Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
2) Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri
Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai negara dapat memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik. Keadaan ini akan mendorong para ekportir untuk meningkatkan ekspornya
3) Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar
Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan kepandaian tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran.
Sumber :
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150202124626-92-28957/ekspor-2014-turun-3-persen-target-pemerintah-tak-tercapai/
http://www.artikelsiana.com/2014/09/Kegiatan-Ekspor-Impor-Pengertian-Tujuan-Manfaatnya.html#_
http://www.agushalim.com/export-import/barang-barang-indonesia-yang-diekspor-ke-luar-negeri/